Penyakit
tuberkulosis (TBC) di Indonesia menempati peringkat ketiga setelah India dan
Cina dengan jumlah kasus 824 ribu dan kematian 93 ribu per tahun atau setara
dengan 11 kematian per jam. Untuk menemukan dan mengobati kasus tersebut
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI melalui satuan kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan
Kelas II Banda Aceh melakukan skrining survey faktor risiko penyakit TB di
wilayah kerja Pelabuhan laut singkil pada tanggal 9 s/d 10 Februari 2023.
Bertempat
di ruang tunggu keberangkatan Pelabuhan penyeberangan singkil, petugas yang
terdiri dari dokter, perawat, analis Kesehatan dan surveilans epidemiolgi
melakukan pemeriksaan terhadap ABK / Crew Kapal, penumpang, sopir, tenaga kerja
bongkar muat serta petugas Pelabuhan.
Kegiatan
dimulai dengan memberikan informasi yang jelas tentang penyakit TBC, cara
penularan, pengobatan dan pencegahannya. Setelah itu skrining ini dilakukan
dengan mengisi formulir skrining mandiri oleh seluruh peserta skrining. Adapun
isi dari formulir antara lain adalah pertanyaan seputar TBC atau gejala gejala
utama (batuk) dan gejala yang mendukung TBC seperti sesak, demam, berkeringat
pada malam hari tanpa melakukan aktifitas, berat badan turun drastis dan nafsu
makan berkurang. Apabila ada yang dicurigai menderita penyakit TBC maka akan
dilanjutkan dengan pengambilan sputum dan akan diperiksa di
laboratorium untuk mendeteksi adanya bakteri penyebab tuberkulosis,
terutama tuberkulosis paru berupa Bakteri Tahan Asam (BTA).
Selain
skrining survey faktor risiko penyakit TB, petugas juga melakukan pemeriksaan
fisik, cek tekanan darah, pemeriksaan suhu tubuh, kadar SPO2, pemeriksaan kadar
gula darah dan juga skrining survei faktor risiko penyakit malaria dengan
melakukan pemeriksaan darah. Hal ini dilakukan karena Kasus malaria masih
ditemukan di wilayah Kepulauan Banyak, Kabupaten Aceh Singkil.
1. Jumlah sasaran yang dilakukan skrining survey faktor risiko penyakit TB sebanyak 77 orang yang terdiri atas laki-laki sebanyak 57 orang dan perempuan sebnayk 20 orang.
2. Mayoritas peserta skrining survey faktor risiko penyakit TB dan Malaria adalah petugas dan tenaga kerja bongkar muat (TKBM) yang berada di area Pelabuhan.
3. Untuk proporsi peserta skrining pada layanan survey factor risiko TB menurut jenis kelamin laki-laki terbesar pada kelompok umur 26-35 tahun (31,6%) dan terendah pada kelompok umur ≥ 65 tahun (5.3%); pada jenis kelamin perempuan proporsi terbesar kelompok umur 17 – 25 (40%) dan terendah pada kelompok umur 46-55 tahun (10%).
Untuk mewujudkan Eliminasi TBC
2030 dibutuhkan penyuluhan dan edukasi serta skrining secara pasif dan masif penyakit TB secara berkesinambungan dengan
melakukan pola hidup bersih dan sehat. Melakukan kerja sama dengan puskesmas
setempat untuk menindaklanjuti sasaran yang suspek atau positif BTA agar
mendapatkan perawatan dan tindakan rehabilitative lebih lanjut serta meningkatkan
atau mempertahankan kerja sama lintas sektoral yang sudah terbentuk.